Laman

Jumat, 25 Maret 2011

Gerombolan Monyet Hancurkan Mobil Mercy


Longleat - Melihat tingkah laku hewan di taman safari memang asyik. Tapi itu akan menjadi bencana bila kita menemui segerombolan monyet iseng seperti gerombolan monyet di taman safari Longleat di Inggris yang 'menghancurkan' sebuah mobil Mercedes-Benz.

Namun Mercedes-Benz yang dipreteli oleh gerombolan monyet ini bukanlah mobil milik pengunjung, namun memang mobil milik taman safari yang sengaja disiapkan untuk 'dihancurkan' oleh gerombolan monyet.

Hal ini memang sengaja disiapkan oleh pihak taman safari itu agar si monyet merasa 'terpuaskan' sehingga tidak melakukan hal itu ke mobil pengunjung seperti yang dahulu sering mereka lakukan.

"Kami pikir yang terbaik adalah memberi mereka mobil mereka sendiri agar mereka kembali ke 'ayunan' sebelum memulai musim (liburan) baru," ungkap Wakil Kepala Taman Safari Longleat, Ian Turner seperti detikOto kutip dari Mirror, Jumat (25/3/2011).

"Ini jelas untuk melihat ujian kami bisa berjalan. Namun, kenakalan masih sangat besar di pikiran mereka dan mereka tidak lupa kegemaran mereka terhadap mobil," tambahnya.

Gerombolan monyet di taman safari Longleat ini sendiri sukses mempreteli mobil milik taman safari. Mercedes-Benz benar-benar dibuat tidak berdaya.

Mulai dari piranti kecil yang ada di bagian eksterior yang mudah diambil seperti emblem hingga bagian yang cukup sulit seperti kap mesin dan dof pelek pun sukses mereka acak-acak.

---
detik oto:http://oto.detik.com/read/2011/03/25/141801/1601303/648/gerombolan-monyet-hancurkan-mobil-mercy?881104638

Senin, 21 Maret 2011

Wasit Memecahkan Rekor memberi Kartu Merah


Rekor 36 Kartu Merah di Satu Pertandingan, Semua Pemain Diusir demikian dilaporkan di
TEMPO Interaktif, London
- Seorang wasit mencetak rekor dalam sebuah pertandingan sepak bola dengan mengeluarkan 36 kartu merah. Wasit bernama Damian Rubino mengusir seluruh pemain alias 22 pemain plus pemain cadangan dan staf tim ketika terjadi perkelahian massal.

Insiden tersebut terjadi saat Damien Rubino memimpin pertandingan Divisi Lima Liga Argentina antara Claypole melawan Victoriano Arenas, Selasa (2/3). Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan Claypole 2-0 di Buenos Aires.

Hampir sepanjang pertandingan terjadi pelanggaran. Sebelum babak kedua dimulai, dua pemain sudah diusir. Dan di akhir pertandingan, suasana menjadi makin panas ketika perkelahian massal terjadi. Bukan hanya pemain dan pelatih yang terlibat, para penggemar juga masuk ke lapangan ikut berkelahi.

Akibat insiden tersebut, salah satu petinggi klub memohon kepada polisi untuk mengunci para pemain lawan di ruang ganti mereka.

Claypole menuding wasit Damian Rubino kelewatan dengan mengeluarkan 36 kartu merah. Manajer Claypole, Sergio Micieli, mengatakan, "Mayoritas pemain berupaya untuk melerai pertikaian. Lantas wasit jadi bingung."

Pertandingan tersebut memecahkan rekor kartu merah terbanyak yang sebelumnya terjadi pada 1993 di Paraguay ketika 20 pemain diusir wasit.

Menurut laporan di Argentina, Asosiasi Sepak Bola Argentina berencana mencabut keputusan wasit yang mengeluarkan 36 kartu merah karena dikhawatirkan menjadi preseden buruk ke depannya.

Memburu Rupiah

Hello guys, ini adalah tulisan sendiri alias Original dari saya npn. Kalau ingin mendapatkan uang rupiah sambil berselancar di Dunia maya alias Internet, coba aja ke (kilik aja Gambarnya gan):
Disini lumayan sambil Online dapat rupiah... hehehe

Disini anda dapat menukarkan saldo anda dengan referal sewa, asik...!!! ayo buktikan sendiri.
secara penulis juga masih mencoba, good luck!

Keliling Dunia 11 Tahun dengan Mobil Berusia 83 Tahun



Francisco
- Biasanya para penggila touring hanya sanggup melakukan perjalanan selama beberapa hari, minggu atau bulan. Tapi bagi keluarga yang satu ini, touring adalah hidup mereka. Sudah 11 tahun mereka touring keliling dunia nonstop.

Adalah pasangan Herman dan Candelaria Zapp yang telah melakukan touring panjang selama 11 tahun terakhir. Mobil tua yang sudah berumur 83 tahun bagai rumah berjalan. Pasangan ini sudah menempuh perjalanan keliling dunia mencakup empat benua sejauh 231.700 km tanpa henti. Bahkan 4 anak mereka pun lahir dalam perjalanan panjang keliling dunia.

Mobil yang digunakan pun cukup unik yakni sebuah mobil berumur 83 tahun Graham-Paige lansiran 1928, bukan mobil baru yang modern. Namun mobil ini menjadi tempat tinggal pasangan ini bersama empat anaknya Pampa yang berumur delapan tahun, Tehue lima tahun, Paloma tiga tahun dan bayi Wallaby berusia satu tahun.

Meski sudah punya anak, alih-alih kembali ke kampung halaman untuk membeli rumah, pasangan ini malah memutuskan untuk tetap mengemudi dan menunjukkan keluarga mereka pemandangan dunia.

Herman sendiri adalah mantan praktisi TI kelahiran San Francisco yang berusia 42 tahun. Herman bersama istrinya Candelaria (40) berangkat dari Argentina pada tahun 2000 dan mulai mengemudi dari Amerika Selatan ke Utara lalu berlanjut ke Australia, Selandia Baru dan sekarang Asia.

"Kami senang, kami memiliki segala hal yang pasangan muda inginkan, tapi kami merasa kami harus pergi," kata Herman mengenang awal mula perjalanannya seperti detikOto kutip dari Daily Mail, Rabu (16/3/2011).

"Kakek saya tahu bahwa kami ingin melakukan perjalanan dan untuk tidak pernah berhenti, jadi dia memberi saya mobil Graham-Paige tua yang ia digunakan pada pertanian dan memberi saya beberapa saran. Dia bilang, 'Jika Anda ingin pergi jauh, Anda perlu pergi perlahan-lahan'," kenang Herman yang saat ini sudah sampai di Filipina.

Nah karena sejak masih berdua hingga punya empat anak pasangan ini sudha melakukan perjalanan panjang, keempat anaknya pun memiliki kebangsaaan yang berbeda-beda. Pampa lahir di North Carolina dan memiliki kebangsaan Amerika Serikat, sementara Tehue berkebangsaan Argentina. Adapun Paloma menjadi warga negara Kanada, sementara Wallaby merupakan warga negara Australia.

Setiap malam keluarga ini tidur dalam tenda yang dipasang di sebelah mobil mereka walau sering pula mereka bertemu warga lokal yang kemudian memberi tumpangan.

"Saya memiliki daftar 12.000 orang yang telah membantu keluarga saya selama 11 tahun terakhir. Hampir 90 persen dari waktu kita tinggal di rumah-rumah penduduk. Di Filipina kami berada di rumah keluarga yang hanya memiliki satu kamar," ungkap Herman.

"Mereka memberi kami satu-satunya daging yang mereka punya untuk makan, tempat tidur mereka. Dan ketika kami meninggalkan, mereka meminta maaf karena tidak bisa membantu lagi," katanya.

Sementara untuk pendidikan buah hatinya, Herman memiliki metode unik. Sebab anak-anak Herman disekolahkan melalui layanan on-line yang memberi mereka kurikulum yang ter-update secara rutin.

Setiap kali mereka berhenti dan berada dekat komputer, mereka akan mencetak pelajaran dari kelas terbaru dan mengajarkannya untuk anak-anak.

"Apa ada cara yang lebih baik bagi anak-anak saya untuk dididik dengan melihat dunia. Anak-anak saya telah melihat pesawat ulang-alik lepas landas dan memiliki kata yang berbeda dalam bahasa yang berbeda dan telah melihat begitu banyak budaya yang berbeda," kata Herman.


Wah keluarga yang unik ya?
Sumber: dtc
kredit to: Syubhan Akib - detikOto
----
Pemburu sejati nih....